Sabtu, 20 November 2010

Merayakan Ulang Tahun admin L.M.S

Tanggal 19 November 2010, semua Crew L.M.S kembali berkumpul di Mabes L.M.S, yang letak nya di 15 Polos. Setelah berkumpul semua kami langsung bergeser ke angkringan Lap. Samber, Disini lah perayaan ulang tahun admin L.M.S yaitu sobat kita Muhammad Try Wibowo, yang berulang tahun pada tanggal 18 November, pada awal nya perayaan ini ingin di laksanakan pada malam ulang tahun nya, tetapi berhubung sobat kita ini sedang menderita sakit radang tenggorokan, maka nya baru di rayakan pada tanggal 19 nya....
Tapi tak apa lah, nama nya saja kejutan, banyak kejadian aneh yang di alami sang korban (hehehe.....)di hari itu. Setelah memesan minuman dan gorengan untuk di hidangkan pada pertemuan kali ini, Bos Dari L.M.S yaitu Adi Jaya Saputra memulai acara yang di kira korban ada pembahasan yang penting, setelah berbicara panjang lebar , sebuah kotak yang berisikan Kue Ulang Tahun datang dengan di hiasi lilin yang berbentuk angka 16, yang melambangkan umur sang Admin kita ini. Lalu kami menyanyi dan berdoa bersama, yang di lanjutkan dengan peniupan lilin, dan pastinya pemotongan kue yang di bagikan kepada seluruh crew L.M.S satu persatu......
Tapi acara belum selesai, ketika sang korban berjalan setelah membayar semua hidangan yang ada saat itu(makan gratis euy...).
Salah satu Crew mengambil tepung untuk di lemparkan kepada Admin kita ini, dan ini lah pesta yang sebenarnya......seluruh Crew melemparkan tepung2 itu, ke arah admin....(ckckckc.....si Admin Jadi Putih)...
Berakhir sudah penyiksaan yang di lakukan kepada sobat kita ini, lalu kami ber foto-foto ria di Lap. Samber, setelah selesai kami kembali ke Mabes, (pasti nya untuk UPLOAD). Kami semua tidur bersama di Mabes kita iNI, hingga pagi datang....
Selamat Ulang Tahun ya Sobat, semoga semua keinginan mu bisa tercapai dengan sukses.....Amien......

Kumpul Dengan Cyber Metro

Tanggal 17 November 2010, Linux Metro Solution mendapat undangan untuk menghadiri pembentukan komunitas IT di kota metro yang di beri nama Metro Cyber, pertemuan di laksanakan di angkringan Lap. Samber, yang di hadiri kurang lebih 20 orang. Pertemuan tersebut mebahas tentang kemajuan IT di Kota Metro, dan untuk kedepan mungkin akan di laksanakan, berbagai event kecil-kecilan di kota metro, yang pasti nya berkaitan dengan dunia IT. Perkumpulan seperti ini sangat bermanfaat bagi kami crew dari Linux Metro Solution yang juga baru belajar, dan ingin mendalami dunia IT, banyak Ilmu yang di sharing di pertemuan kali ini.
Jadi Untuk pemuda-pemudi Kota Metro, jangan jadikan Metro ini, sebagai kota yang buta akan IT, mari majukan bersama dunia IT di Kota Metro, gabung saja bersama kami.....!!!

Rabu, 10 November 2010

Makna Hari Pahlawan

Hari Pahlawan tahun ini jatuh saat Indonesia sedang ditimpa bencana. Setelah gempa dan tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, rakyat Indonesia yang berada di sekitar Gunung Merapi harus terus berjuang menghadapi letusan Gunung Merapi. Sampai saat ini masyarakat sekitar Merapi masih terus dilanda ketegangan. Kedua bencana tersebut telah menelan korban tewas lebih dari 500 jiwa. Indonesia memerlukan pahlawan-pahlawan baru yang bisa menangani persoalan seperti ini. Karena itu juga diperlukan pemahaman lebih luas soal kepahlawanan agar tidak sekadar berbias politik.



Pahlawan merupakan konsep historis, dalam arti pemaknaan dari kepahlawanan sangat tergantung dari sejarah. Jika konsep itu dibawa pada ranah negara, ia akan berkonotasi politis. Sejarah membawa pahlawan kepada konotasi tersebut. Pahlawan merupakan sebutan bagi orang yang mempunyai peran besar untuk membela negara di dalam peperangan. Pengertian ini bersifat politis, sebab negara memerlukan orang-orang yang berani untuk membela kepentingan nasional.

Dalam sejarah munculnya negara dan negara bangsa di dunia, peperangan merupakan gejala serba hadir. Sebagian besar, bahkan seluruh negara mempunyai sejarah peperangan. Terbentuknya Indonesia, Singapura, Malaysia, India, bahkan Amerika Serikat, jelas-jelas melibatkan perang yang mengorbankan banyak orang. Muncul dan bertahannya kerajaan-kerajaan di dunia, juga diliputi dengan sejarah peperangan. Dari konteks itulah kemudian muncul nama-nama seperti I Gusti Ngurah Rai, Hassanudin, Cik di Tiro sampai George Washington.

Politik memerlukan legitimasi untuk membenarkan perang sebab tanpa legitimasi itu, negara akan dipersalahkan karena mengorbankan rakyatnya untuk kepentingan-kepentingan yang mungkin dalam jangka panjang masih diragukan. Gelar pahlawan juga akan mampu meningkatkan semangat, memberi perlindungan psikologis bagi keluarga-keluarga yang ditinggalkan. Pahlawan merupakan salah satu upaya legitimasi tersebut. Ambil contoh Perang Vietnam. Ketika perang ini berkecambuk selama sekitar satu dekade antara pertengahan dekade enam puluhan sampai pertengahan dekade tujuh puluhan, rakyat Amerika Serikat mengecam perang yang menghabiskan puluhan ribu pemuda Amerika Serikat. Muhammad Ali, juara tinju dunia kelas berat saat itu, mengecam perang tersebut dan menolak masuk wajib militer. Dia tidak keberatan kalau mahkota juara dunianya dicabut.

Tetapi negara Amerika Serikat tetap memandang perlu perang dan seluruh tentara yang gugur dipandang sebagai pahlawan negara karena perang itu dipandang sebagai strategi untuk membendung komunis meluas ke Asia Tenggara. Amerika Serikat sangat perlu jalur laut yang aman untuk mendukung perekonomian negaranya. Karena itu Perang Vietnam adalah kepentingan nasional Amerika Serikat. Sekarang, ketika situasinya sudah berbeda, ternyata Vietnam justru menjadi sekutu ekonomi Amerika Serikat.

Dengan begitu, harus dilihat bahwa pahlawan dan kepahlawanan itu tidak harus dilihat dari sisi politik saja. Perubahan sosial dan perkembangan sosial yang terjadi pada masyarakat Indonesia akan mengubah cara pandang tersebut. Pahlawan tidak harus diberikan kepada mereka-mereka yang hanya memperlihatkan heroismenya di medan perang, akan tetapi juga di medan ekonomi, sosial dan budaya, termasuk penemuan-penemuan penting pada bidang sains dan seni. Pada konteks itulah pentingnya pemaknaan kepahlawanan di Indonesia saat ini.

Sejak peristiwa gempa dan tsunami di Aceh tahun 2004, makin kelihatan bahwa wilayah Indonesia mempunyai kelemahan yang amat mendasar. Bahwa peristiwa tsunami di Aceh tersebut ternyata mempunyai kaitan yang besar dengan gempa yang terjadi di Padang, Bengkulu, Mentawai, juga dengan gempa di Yogyakarta dan Jawa Barat. Bahkan, kemungkinan juga mempunyai kaitan dengan letusan gunung yang ada di Indonesia. Rekahan-rekahan tanah yang ada di kerak bumi di bawah Indonesia, membuktikan bahwa wilayah Indonesia tersebut sangat rentan dengan bencana, tidak seperti yang dilukiskan lagu-lagu seperti ''Rayuan Pulau Kelapa'' itu.



Persoalan ke Depan

Yang diperlukan Indonesia sekarang adalah orang-orang yang mampu memecahkan persoalan ini ke depan. Tidak seperti Perang Vietnam dulu yang oleh sebagian masyarakat Amerika Serikat dipertanyakan masa depannya. Kondisi Indonesia sekarang sudah sangat jelas memerlukan orang yang mampu membaca masa depan. Memerlukan orang yang akan bisa mengatasi persoalan kegeografisan Indonesia ke depan.

Persoalan itu tidak sederhana. Apabila Belanda telah berhasil mencetak orang yang tangguh dalam pembuatan bendungan (untuk mengatasi Amsterdam yang posisinya di bawah laut), Indonesia memerlukan orang yang mampu memecahkan persoalan kegempaan, kegunungapian, persoalan banjir, dan yang paling penting pada jangka pendek adalah orang yang mampu memberi penerangan kepada penduduk tentang potensi bahaya dari tanah Indonesia. Semua hal ini adalah masalah negara, persoalan bangsa yang bisa terjadi kapan saja. Jika peperangan sangat bisa diprediksi sehingga efek penghancurannya bisa diduga dan dipersiapkan. Masalah gejala alam ini sangat tidak bisa diprediksi akan tetapi mempunyai efek penghancur yang jauh lebih tinggi dari perang.

Strategi ke depan dari bangsa Indonesia adalah memberikan rangsangan dan penghargaan kepada seluruh warga yang mampu memecahkan persoalan seperti yang diungkapkan di atas. Seluruh keberhasilan ini akan mampu memberikan sumbangan kepada negara secara signifikan. Maka seperti yang diungkapkan di atas, pahlawan tidak harus berorientasi politik tetapi juga pada orientasi sosial. Kelak, para penemu yang bisa memecahkan persoalan geografis Indonesia itu perlu diberikan predikat pahlawan jika ia meninggal dunia. Mungkin Indonesia akan menjadi pelopor untuk merekonstruksi makna kepahlawanan tersebut. Dunia sedang berubah secara drastis. Tidak ada salahnya juga konstruksi-konstruksi kepahlawanan itu juga ditinjau kembali.

-----------------------------------------



* Indonesia memerlukan orang yang mampu memecahkan persoalan kegempaan, kegunungapian, persoalan banjir, dan yang paling penting pada jangka pendek adalah orang yang mampu memberi penerangan kepada penduduk tentang potensi bahaya dari tanah Indonesia.

* Strategi ke depan dari bangsa Indonesia adalah memberikan rangsangan dan penghargaan kepada seluruh warga yang mampu memecahkan persoalan.

* Pahlawan tidak harus berorientasi politik tetapi juga pada orientasi sosial.